Kalau semisal tiba-tiba dia ada di hadapan kamu sekarang, kamu mau bilang apa? Kalau aku, aku cuman mau bilang aku kangen kamu. Aku selalu kangen sama kamu. Karena separuh dunia aku, setengah isinya itu kamu.
Tentang kamu yang selalu menemani hari-hariku di kejauhan
sana. Kamu di Bali dan aku di Jogja. Tentang kita yang sudah beberapa bulan ini
terpisahkan jarak dan waktu. Hehe, seperti lagu komang. Iya, isi lagunya
menceritakan betapa spesialnya seseorang di dalam hati. Kayak saat bersamamu,
sederhana namun dapat dipastikan dunia akan terasa lebih indah.
Hari-hari tanpamu membuat aku merasa sepi, aku hanya bisa
menghubungimu via WhatsApp. Karena aku tau kamu lagi sibuk coass, dari pagi
sampai malam. Ya, aku nungguin kamu balas pesan aku. Kadang dibalasnya juga
tengah malam, setiap jam 11.45 WIB.
"Maaf sayang, aku baru balas." Awalan yang kamu
ketik sebelum membalas pesanku selanjutnya. Terkadang juga aku sering nungguin
kamu untuk pulang ke kosan dan kita video call. Aku lihat wajah kamu yang lelah
dan mengantuk. Aku jadi gak tega, sehingga sekarang aku sudah tidak memintamu
untuk video call. Kita kontak melalui pesan teks saja.
Sampai seminggu dan bulan berganti, kamu tidak ada kabar.
Aku tahan dalam hati rasa rindu ini. Aku tidak mau untuk terlalu mencintai kamu
lebih dalam. Aku tidak mau memberikan semua hatiku untuk kamu. Karena jika
nanti kita tidak bersama, aku takut kalau aku engga akan bisa tanpa kamu.
Tapi, kamu masih ada kan di dunia ini?
Hmm....
Seperti saat ini, setelah sebulan sudah kita tidak
bertukar pesan. Setelah mengerjakan tugas kuliah S1ku, aku pergi liburan
sejenak. Aku menikmati dessert dan jus mangga di cafe, tempat awal kita
berjumpa. Masih teringat ketika kita di zaman mahasiswa baru. Aku yang
menghubungi kamu karena mau meminta bantuan untuk mengisi acara di festival
ulang tahun jurusan psikologi, yang dimana aku sebagai ketua humas di acaranya
dan kamu sebagai ketua bandnya. Sebelumnya aku sudah menghubungi kamu melalui
surat ataupun via chat. Tapi, kamu memintaku untuk bertemu di cafe ini.
Setelah acara itu, ternyata kami engga sengaja bertemu di
komunitas melukis. Kamu juga suka melukis, secara tidak langsung setiap minggu
kami selalu bertemu dan beberapa kali berkomunikasi dan dua tahun kemudian kamu
bertanya sama aku, "kamu sudah punya pasangan?" katanya dengan pelan.
Waktu kamu bilang kayak gitu tuh rasanya pengen ketawa banget, muka kaku kamu
yang tampan jadi lucu banget sambil berdiri bersandar di tembok sehabis pulang
dari komunitas. Aku hanya menggeleng menjawabnya. Terus dia mengeluarkan gelang
dari tas yang berwarna hitam, dan dikasih padaku. "Kalau kamu pakai,
berarti kita jadian ya." Setelah itu dia pergi meninggalkan aku.
Mungkin kalian sudah tahu kelanjutannya. Iya, aku dan dia
resmi berpacaran. Tahun ini adalah tahun ketiga kami menjalin hubungan sepasang
kekasih. Aku kira sikapnya yang cuek, kaku, dan irit typing akan berubah
setelah kita pacaran. Ternyata sama saja.
Dia selalu mempunyai cara unik untuk membuatku jatuh
cinta dan jatuh cinta di setiap harinya. Sudah cukup, mari kembali ke realita.
Ah, saat aku mendongakkan kepala yang tadinya pikiranku
terfokus dengan video di tiktok. Aku terkejut ketika melihat di hadapanku ada
kamu sambil meminum jus mangga yang aku pesan tadi. Kamu tersenyum sambil
bilang, "Hai."
Iya, dia memang tidak bisa ketebak. Aku saja tidak tahu
mengapa dia bisa tahu aku di cafe ini. Aku tidak mengabarinya, ralat kami sudah
saling tidak mengabari. "Selepas sampai dari kereta, aku lihat story kamu
di cafe ini. Yah, walaupun sudah sejam yang lalu ternyata kamu masih di
sini."ungkapnya.
Kamu selalu mempunyai cara untuk membuat aku tersenyum
dengan lebar.
Komentar
Posting Komentar