Sejak kecil, saya sudah terbiasa mendengar musik. Entah itu dari YouTube, televisi, atau hanya suara gitar yang dimainkan oleh orang lain. Musik bagi saya adalah bagian dari kehidupan, sesuatu yang mengiringi hari-hari dengan warna dan makna.
Bagi saya, musik bukan hanya untuk hiburan. Musik adalah seni, ekspresi, dan cara manusia berkomunikasi dengan perasaan yang sulit diungkapkan dengan kata-kata. Kadang, lirik sebuah lagu bisa lebih mengena dibandingkan nasihat panjang lebar dari orang lain.
Tentu saja, sebagai seorang muslimah, saya juga pernah bertanya-tanya: apakah musik itu haram? Namun, semakin saya mencari tahu dan mendalami, saya menyadari bahwa ada banyak pandangan dalam Islam tentang hal ini.
Beberapa ulama berpendapat bahwa musik itu haram, sementara yang lain membolehkan dengan syarat tertentu. Saya pribadi mengikuti pandangan yang lebih moderat, yang mengatakan bahwa musik itu boleh selama tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai Islam.
Saya menyadari bahwa dalam menjalani kehidupan, terutama dalam membangun rumah tangga, kesamaan pandangan itu penting. Saya ingin memiliki suami yang bisa memahami dan menerima bahwa bagi saya, musik bukanlah sesuatu yang salah. Kenapa? Saya tidak ingin setiap kali saya mendengarkan lagu, saya harus bersembunyi atau merasa bersalah. Saya ingin suami yang bisa menghargai kebahagiaan kecil saya, termasuk kesenangan saya terhadap musik. Saya suka nyanyi entah itu lagu pop, kpop atau bahkan sholawat.
Bukankah dalam pernikahan yang utama adalah rasa saling menghargai? Saya tidak memaksa calon suami saya untuk menyukai musik, tetapi saya ingin dia bisa menerima bahwa bagi saya, musik adalah sesuatu yang berarti.
Saya percaya bahwa kehidupan rumah tangga yang bahagia adalah tentang keseimbangan. Kita tidak harus selalu setuju dalam segala hal, tetapi kita harus bisa saling memahami. Saya ingin suami yang bisa berdiskusi dengan saya, bukan menghakimi. Suami yang bisa berbagi pandangannya tanpa merasa harus mengontrol saya.
Mungkin bagi sebagian orang, hal ini terdengar sepele. Tapi bagi saya, ini penting. Bukan hanya tentang musik, tetapi tentang bagaimana kita memandang dunia dan bagaimana kita ingin menjalani hidup bersama.
Saya ingin seseorang yang berpikiran terbuka, yang bisa menerima perbedaan, dan yang tidak menjadikan perbedaan sebagai alasan untuk bertengkar. Saya tidak ingin suami yang menilai saya hanya dari satu aspek. Saya ingin dia melihat saya sebagai pribadi yang utuh, dengan segala kelebihan dan kekurangan saya. Selain itu, saya juga ingin suami yang bisa membimbing saya dengan kasih sayang, bukan dengan paksaan. Saya ingin hubungan yang didasarkan pada rasa cinta, bukan ketakutan atau keterpaksaan.
Dalam Islam sendiri, perbedaan pendapat adalah hal yang wajar. Kita diajarkan untuk mencari ilmu, berdiskusi, dan memahami berbagai sudut pandang. Pernikahan adalah tentang menemukan seseorang yang bisa berjalan bersama kita, bukan seseorang yang ingin mengendalikan langkah kita. Saya tidak ingin terjebak dalam hubungan yang penuh tekanan. Saya ingin hubungan yang memberi saya kebebasan untuk menjadi diri sendiri, tanpa harus merasa bersalah.
Komentar
Posting Komentar