Mencintai dalam kabut, di antara detik yang tak pernah menyentuh tanah. Bayangmu—sebuah ilusi, lukisan samar di dinding malam yang enggan kupahami lagi. Kita tak pernah nyata, seperti mimpi yang lupa cara bangun, seperti janji yang lahir dari bisu dan tumbuh di bawah bayang langit palsu. Aku lelah mengeja harapan yang terus melarikan diri setiap kali kugenggam dengan tulus. Lelah menjadi nada dalam lagu yang tak pernah selesai. Kini, aku tak lagi menunggu pagi yang menjanjikan terang. Biarlah cinta ini menguap tanpa bentuk, tanpa nama, seperti aku— yang akhirnya memilih tidak berharap apa-apa.