Langsung ke konten utama

jl.gerlong

suasananya masih mendung dan dingin
baru saja kututup laptop berwarna biru
menatap jalanan yang padat merayap
hari ini, hari perpisahan
semua mahasiswa yang lulus sedang dirayakan
tapi aku tidak merayakan kepergianmu
bukan keinginan dari hati melepas angan
gelisah dan khawatir
menyapa dada merenungkan kerinduan
bisikkan teman padaku, "dia memakai toganya, sudah pulang ke arah jalan gerlong."
menghelas nafas berat, dan tersenyum
selamat tinggal pada sebuah rasa!
mengapa begitu sulit?
air dari langit berjatuhan ke bumi
menambah suasana yang syahdu~
menjadi pelengkap dalam drama
waktu yang berjalan begitu cepat
kenangan pada bulan oktober tahun lalu
bagaimana bisa berjumpa dalam ruang kalbu?
hati masih terkunci oleh gembok
tersimpan dalam keabadian
semoga selalu baik!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Surat Cinta Untuk Calon Suami

Assalamualaikum, calon imam. Setahun yang lalu, tepat tanggal 1 November 2022 aku membuat tulisan yang berjudul ‘Dear, Future Husband’. Di tanggal yang sama namun tahun yang berbeda aku kembali menulis surat untuk kamu, yang akan menjadi imamku kelak. Kamu masih ingat, kan? Panggilan yang akan aku sebut padamu adalah Abang. Apa kabarnya Abang di sana? Setelah setahun aku membuat tulisan itu, ternyata kita masih belum Allah takdirkan untuk bertemu sekarang. Membuat diriku penasaran sekaligus bertanya-tanya dalam hati, “ Siapa yang akan menjadi imamku kelak ?”. Rasa penasaran itu semakin membesar, sehingga aku selalu bersholawat dan berdoa untuk kamu, semoga kamu selalu dalam keadaan baik dan Allah semakin cepat mempertemukan kita. Abang, selama setahun ini banyak sekali pengalaman yang telah aku lalui sebelum bersamamu. Aku bisa menyelesaikan sarjana ke-1 di UPI. Seusai wisuda bulan Oktober, selama 2 bulan menganggur, aku merasa tekanan batin karena ada beberapa faktor yang tida

Dear, Future Husband

Assalamualaikum, calon imam. Selamat pagi dan bagaimana kabarmu? Semoga kamu selalu dengan keadaan baik di kejauhan sana. :) Allah sudah menciptakan takdir kita untuk bersama di Lauhul Mahfudz. Kita adalah rahasia yang tidak bisa ditebak. Dari sekian banyak cerita tentang cinta, bertemu denganmu adalah hal yang paling istimewa ketika dipertemukan. Kukira itu rencana terbaik dari Allah yang paling indah saat dipertemukan denganmu, wahai calon imam. Pagi hari ini aku menulis sebuah tulisan untuk kamu yang nantinya akan menjadi imamku, walaupun aku masih tidak tahu bahwa siapa kamu, bagaimana sikapmu, bagaimana pandanganmu terhadapku, dan bagaimana cara keluargamu menerimaku. Aku berharap kamu selalu menerima dan mencintai apa adanya dengan segala kekurangan yang ada pada dalam diriku. Hai, calon imam. Aku tidak mengetahui s aat ini, kegiatan apa yang sedang kamu lakukan? Dengan siapa kamu sekarang? Sedangkan aku, aku sedang duduk di meja belajar, men

Kapan waktu yang tepat bagi perempuan untuk menikah?

  Keputusan untuk menikah adalah keputusan pribadi dan umur bukan menjadi tolak ukur sebagai perempuan untuk menikah. Tidak ada satu waktu yang tepat yang berlaku untuk semua perempuan, karena setiap individu memiliki keputusan yang berbeda.             Seringkali dalam budaya kita, terutama di lingkungan kampung, pertanyaan tentang kapan kamu akan menikah adalah pertanyaan yang umum diajukan oleh keluarga, teman-teman, atau tetangga. Padahal, kan, kalau Allah belum mendekatkan kepada jodohnya mau bagaimana lagi? Saya pernah mendengar sebuah podcast di Spotify , bahwa perempuan memiliki pilihan hidup yang beragam, termasuk menikah, tidak menikah, hidup sendiri, atau menjalin hubungan tanpa pernikahan. Semua pilihan ini harus dihormati. Menikah bagi seorang perempuan adalah suatu kesiapan yang harus dikuatkan dan teguhkan dalam hati seorang perempuan. Menikah itu bukan hanya punya teman makan, teman cerita atau teman tidur. Menikah memerlukan finansial, dan perempuan harus memasti