Dulu kupikir saat umur 25 nanti, semuanya akan terasa jelas. Kupikir aku akan jadi orang dewasa yang tahu apa yang harus dilakukan setiap hari. Tapi nyatanya? Aku masih sering ragu, masih suka merasa kehilangan arah, masih belajar menerima bahwa hidup tak selalu sesuai rencana.
Ada hari-hari di bulan ini yang aku lewati dengan tawa. Ada juga yang sunyi, yang membuatku diam menatap langit dan bertanya: “Apakah aku sudah cukup?”
Aku melihat ke belakang, ke tahun-tahun yang telah lewat. Ada begitu banyak hal yang ingin aku peluk—kesalahan, keputusan nekat, mimpi yang tertunda, hati yang pernah patah, dan keberanian yang tumbuh perlahan. Aku mungkin belum jadi versi terbaik dari diriku, tapi aku tahu aku sedang menuju ke sana, meski dengan langkah-langkah kecil.
Usia 25 bukan tentang sempurna. Tapi tentang berani menerima kekurangan, berani berkata jujur pada diri sendiri, dan tetap berjalan meski pelan.
Di bulan Juni ini, aku tidak minta apa-apa yang mewah. Hanya ingin tetap diberi kekuatan untuk merawat harapan, merangkul luka, dan tumbuh dalam keheningan. Aku ingin memeluk diriku lebih erat, memaafkan apa yang tak sempat kuselesaikan, dan bersyukur atas semua yang masih bisa aku perjuangkan.
Selamat datang, usia 25. Aku tidak janji akan selalu kuat. Tapi aku janji akan selalu mencoba. Dengan cara dan waktu yang aku bisa.
Komentar
Posting Komentar