Bagi sebagian orang, hujan adalah tentang kenangan. Pernah engga kamu duduk di dekat jendela sambil mendengarkan bunyi rintik hujan dan tiba-tiba teringat seseorang? Entah kenapa, hujan selalu membawa ingatan yang lama terkubur di sudut hati. Bukan karena ingin diingat, tapi karena hujan tahu, ada beberapa kenangan yang butuh dikeluarkan, walau hanya sebentar. Namun, hujan juga tentang kehangatan. Ironis memang, karena saat hujan turun, udara menjadi dingin. Tapi justru di momen itu, secangkir teh hangat, selimut lembut, dan obrolan ringan dengan seseorang yang disayang terasa lebih berarti. Hujan mengajarkan bahwa kehangatan tidak selalu berasal dari matahari; terkadang, ia datang dari hal-hal kecil yang sederhana. Ada yang bilang hujan itu romantis. Mungkin karena banyak kisah cinta berawal atau berakhir saat hujan turun. Berjalan di bawah hujan sambil berbagi payung, saling tertawa ketika baju basah karena tak sempat berteduh — hal-hal kecil seperti itu yang membuat hujan terasa ist...
Aku selalu percaya bahwa setiap pertemuan punya caranya sendiri untuk meninggalkan kesan. Dan kali ini, kesan itu datang dalam bentuk seseorang dari Sumatera Selatan. Bukan sekedar tempat asal, tapi ada sesuatu yang berbeda dari caranya berbicara, cara dia bercerita, dan bagaimana dia membawa diri. Dari suaranya yang keras dan khas hingga candanya yang ringan, ada keseruan yang gak bisa dijelaskan, apalagi kita sama-sama anak generasi Z. Aku jadi ingat satu obrolan kami yang masih terekam jelas di kepala, "Aku berusaha ngobrol lembut sama kamu, dan kamu juga mengerti kalau aku ngomong keras, bukan berarti aku lagi marah." Kalimat sederhana, tapi entah kenapa, buat aku rasanya melting . { but in the past :D } Obrolan sederhana tiba-tiba berubah jadi percakapan panjang yang bikin lupa waktu. Rasanya seperti berbicara dengan seseorang yang sudah lama kenal, meski kenyataannya baru bertemu. Ada sesuatu dalam caranya mendengarkan, dalam caranya tertawa di sela-sela cerita, y...