13
Desember 2022.
Tidak terasa sudah dipenghujung
tahun. 2 minggu lagi akan berubah tahun.
Tahun 2022 adalah
tahun yang penuh dengan serba-serbi rasa yang saya rasakan. Berbeda dari
tahun-tahun sebelumnya, saya merasa tidak ada yang saya khawatirkan kecuali
tahun ini. Terasa begitu spesial dan penuh dengan pertanyaan “bagaimana ya?”. Di
tahun ini saya merasakan bukan jatuh cinta, saya merasakan suatu rasa dengan penuh galau, khawatir, patah hati, tangisan, bangkit, fase
melupakan, dan tertawa senang.
Perasaan baru kemarin bertemu dengan
Januari yang penuh dengan banyak kejutan dan cerita yang tidak bisa ditebak. Di
bulan Januari, banyak sekali cerita dimulai dari yang menyenangkan dan
menyedihkan.
Januari tahun ini, saya patah hati.
Saya merasa teramat sedih ditinggalkan oleh orang yang saya sayangi walaupun
kelihatannya saya cuek atau acuh. Tapi saya sayang dengan beliau. Beliau yang
selalu perhatian dan menyayangi saya.
Allah memiliki rencana lain. Beliau
dipanggil oleh Allah setelah seminggu saya melaksanakan ujian seminar proposal.
Saya merasa sedih sekaligus kehilangan. Hati saya merasa sakit ditinggalkan
oleh orang yang saya sayangi yaitu Abah.
Menurut saya, patah hati yang abadi
ketika seseorang yang kita sayangi dipanggil oleh Sang Pencipta. Itu lebih
menyakitkan, kita tidak akan bisa bertemu kembali di dunia saat merindukannya.
Berbeda dengan patah hati sementara ketika pasangan kekasih putus namun mereka
masih bisa melihat dari jarak jauh untuk mengobati rasa rindu itu. Benar bukan?
Selain fase
patah hati, saya juga merasakan fase galau, khawatir, insecure, sedih, dan
bahagia. Bagaimana ceritanya?
Ceritanya
dimulai dari saya yang masih menjadi semester 8 harus mengerjakan skripsi. Saya
bener-bener ada di fase galau, insecure dan khawatir karena saya takut tidak
bisa menyelesaikan skripsi ini dengan tepat waktu. Apalagi saya mengganti
metode penelitian, sedangkan teman dekat saya waktu itu tidak ganti metode penelitian.
Saya khawatir kalau saya tidak bisa bareng-bareng wisudanya. Pokoknya setiap
mengerjakan revisian, banyak sekali tangisannya.
Pada fase ini
saya merasa insecure kepada teman-teman yang sudah mengerjakan skripsi sampai
pada tahapan turun ke lapangan sedangkan saya masih stuck di Bab III. Saya
merasa tidak percaya diri pada dalam diri saya. Saya merasa diri ini banyak
sekali kekurangannya dibandingkan teman-teman saya;di sini saya seringkali
membandingkan saya dengan oranglain. Akhirnya saya bangkit dan berhenti untuk
membandingkan proses. Finally, kami
sidang bersama. Alhamdulillah, saya senang bisa wisuda bersama teman-teman
seangkatan.
Syukur alhamdulillah,
banyak sekali perasaan yang saya rasakan pada tahun ini. 😊
Lalu, kembali
pada topik.
Jatuh cinta bukan hanya tentang
perasaan yang dimiliki sepasang kekasih saja. Bukan. Jatuh cinta bisa saja
dirasakan ketika melihat tempat yang disukainya, menyukai makanan yang lezat,
atau bahkan jatuh cinta pada bunga atau objek lainnya.
Jatuh cinta adalah hal yang rumit
bagi saya. Sejauh ini saya juga belum mengerti apa arti jatuh cinta yang
sebenarnya? Saya masih terlalu awam dan sering kali tidak mau mengartikan
perasaan yang ada dalam diri saya. Saya hanya takut pada penafsiran yang
membuat saya lemah akan sesuatu. Saya tidak mau jika patah hati. Karena siap
jatuh cinta berarti harus siap patah hati.
Banyak orang yang bilang kepada saya bahwa jatuh cinta itu mudah. Katanya. Mungkin ada yang benar dan ada juga yang salah.
Saya tidak tahu bagaimana kita
mengetahui ketika sedang mengalami fase jatuh cinta. Namun, teman saya pernah
bilang cara mengetahui jatuh cinta adalah seperti ini;caranya adalah orang itu akan
merasakan detak jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya saat bersama dan
ketika melihat wajah yang sukainya, ia merasa nyaman. Betulkah?
Jadi, tahun depan jatuh cintanya sama
(siapa)?
Tahun depan saya ingin lebih jatuh
cinta pada diri saya, lebih dari siapapun. Karena dengan jatuh cinta pada diri
sendiri, saya bisa meningkatkan kepercayaan diri dari segala insecure yang
selalu melekat dalam diri ini. Selalu saja saya merasa kurang dibandingkan
orang lain karena kurangnya jatuh cinta pada diri sendiri. Saya ingin jatuh
cinta pada diri sendiri dengan segala kekurangan yang saya miliki, hanya
temukan bagian yang terbaik dalam diri saya. Tidak apa jika tidak sempurna.
Tahun depan saya ingin jatuh cinta
pada semua orang yang memberikan arti dari pelajaran hidup kepada saya. Saya
ingin lebih mencintai keluarga. Karena keluarga adalah tempat pulang ketika
pergi.
Tahun depan saya ingin jatuh cinta
pada seseorang yang tulus menyayangi saya.
Kalau kamu, tahun depan jatuh
cintanya sama siapa?
Komentar
Posting Komentar